Selamat Datang di Website Warisan Geologi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kawasan Warisan Geologi DIY merupakan kekayaan yang harus kita jaga bersama. 9 lokasi tersebar di beberapa tempat di DIY, tentunya masing-masing kawasan sangatlah unik. Dibutuhkan perhatian dan penanganan khusus untuk menjaga kelestariannya.
Yogyakarta memiliki beragam keunikan dan keistimewaan. Tidak hanya bentang alam yang indah, ternyata Yogyakarta menyimpan bukti-bukti geologis yang memberikan kita sebuah kisah periode sejarah geologi Jawa dari masa awal terbentuknya Pulau Jawa hingga masa Gunung Api Modern.
Berdasarkan SK Gubernur DIY Nomor 115 Tahun 2015, ada 9 kawasan geoheritage di DIY, yaitu:
1. Monumen Batu Gamping Eosen,di Gamping Sleman.
2. Lava Bantal Berbah, di Sleman,
3. Endapan Vulkanik Purba Candi Ijo,Sleman.
4. Goa Kiskenda di Jatimulyo,Girimulyo, Kulonprogo,
5. Kawasan Bekas Penambangan Mangan di Kliripan,Kokap,Kulonprogo.
6. Gunungapi Purba Nglanggeran,Gedangsari,Gunungkidul.
7. Kawasan pantai Wedi Ombo-Siung, Tepus Gunungkidul.
8. Situs Bioturbasi Kali Ngalang, Gunungkidul dan
9. Kawasan Geologi Gumuk Pasir Parangtritis, Kretek, Bantul.
Dalam rangka menjamin upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Warisan Geologi dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 115 Tahun 2015 Tentang Pelestarian Kawasan Warisan Geologi, maka ditetapkanlah Keputusan Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pembentukan Forum Pelestarian Kawasan Warisan Geologi Daerah Istimewa Yogyakarta berbasis Komunitas.
Silahkan unduh Peraturan Gubernur DIY tentang pelestarian kawasan geologi DIY dan Keputusan Sekretaris Daerah DIY tentang pembentukan forum pelestarian kawasan geologi DIY.
Klik icon download di bawah ini.
Berita & Artikel Terbaru
Tentang Warisan Geologi DIY
Dengan memahami Warisan Geologi DIY, kita akan memahami sejarah geologi pembentukan Pulau Jawa mulai dari 36-60 juta tahun yang lalu (dalam skala waktu geologi disebut dengan Kala Eosen). Itulah mengapa setiap situs memiliki nilai atau arti penting, sehingga wajib kita jaga serta melestarikannya.