Secara administratif Lava Bantal Berbah berada Kali Opak, Perbatasan Desa Jogotirto-Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu pada koordinat 440392.88 m E, 9136864.93 m S, UTM zona 49 M.Lokasi ini sangat mudah dijangkau bahkan dengan menggunakan kendaraan roda empat sekalipun. Akses dari Kota Yogya bisa melalui Jalan Solo dan belok ke selatan di pertigaan ± 1 km setelah Bandara Adi Sucipto, atau jika dari Wonosari dapat melalui Jalan Wonosari kemudian belok ke utara di perempatan Piyungan,kemudian belok ke kiri setelah ± 3 km perjalanan.
Di kaki Pegunungan Selatan Jawa Tengah, dalam seri Oligo-Miosen setidaknya 2 episode aliran lava bantal terjadi bersamaan dengan kegiatan gunung api bawah laut. Episode pertama yaitu pada Kala Oligosen berupa lava basalt andesine yang mengalir bersamaan dengan pengendapan Formasi Kebo pada lingkungan laut dalam. Episode berikutnya adalah aliran lava basalt andesin (lava bantal di Berbah) yang mengalir pada Kala Miosen Awal bersamaan dengan pengendapan Formasi Semilir bagian bawah. Lava bantal ini terbentuk pada kedalaman kurang dari 500 meter atau bahkan lebih dangkal lagi dengan memperlihatkan lubang gas sebanyak 10 – 15 % berdiameter mencapai 15 mm. Kenampakan kulit palagonit yang bertingkat-tingkat dan sebagiandiantaranya menyusup dalam tubuh lava cenderung terbentuk pada lingkungan yang dangkal. Hal ini lebih diyakinkan dengan kehadiran struktur sedimen gradasi terbalik pada breksi batuapung, silang-siur, hummocky, laminasi sejajar dan bergelombang pada batupasir vulkanik di atas lava tersebut.
Umur lava bantal Berbah ini diperkirakan lebih tua dari 30 juta tahun lalu. Dari perkiraan umur dan komposisi yang basaltis, diperkirakan gejala erupsi lelehan ini merupakan cikal-bakal atau kontruksi awal gunung api di Pulau Jawa yang kemudian berkembang menjadi himpunan gunung api strato, yang erupsinya eksplosif dan dengan komposisi umum andesitik. Jadi lava bantal Berbah ini adalah representasi dari bentuk awal volkanisme Pulau Jawa (Prasetyadi, 2012) yangmencerminkan bahwa Pulau Jawa dahulu adalah suatu busur kepulauan. Singkapan seperti ini tidak banyak dijumpai di sepanjang Pegunungan Selatan Jawa, dan lava bantal Berbah adalah yang terbaik